DS 2
Aku Alvaro. Aku lahir dalam
keluarga yang tak begitu indah dan tak seperti keluarga sewajarnya. Mungkin aku
hidup dalam keluarga yang berkecukupan. Tapi, kasih sayang dan perhatian sangat
tak cukup ku rasakan, tak pernah rasanya ada penghargaan yang ku dapat dari
setiap prestasi yang ku raih namun, saat masalah datang padaku hukuman, makian,
hingga kekerasan pun ku dapatkan. Semua itu terjadi di setiap hari-hariku
rasanya ingin aku pergi dan langkahkan kaki untuk lari tapi apa daya aku
masihlah bocah yang belum bisa apa-apa di luar sana. Dan tibalah hari ini
adalah hari perceraian orangtuaku.Aku akhirnya hidup mengikuti ayahku, namun karena ayahku sangatlah
sibuk akhirnya di akhir penerimaan ijazah ini aku dimasukkan ke dalam naungan
pondok pesantren. Hari ini adalah hari minggu sekaligus hari pertama ku
injakkan kakiku di tempat ini yaitu pondok pesantren sekolahku. Wali murid
langsung pulang setelah acara di aula selesai tinggalah ku sendiri di sini. Aku
hanya duduk di depan kamar yang nantinya menjadi kamarku itu. Angin berhembus
sejuknya mulai ku nikmati suasana di sini hingga tak terasa ada seseorang yang
memanggilku.“Hei!” panggil orang itu.
“Aku?” jawabku dengan menolehnya.
“Iyalah kamu.. Siapa lagi?”
“Ada apa?”
“Orangtua kamu udah pulang?”
“Udah kenapa?”
“Temenin aku yuk ke kamar mandi. Aku malu kalau sendirian,” ajaknya padaku
dengan nada agak memohon.
“Ya udah ayo…” terimaku.Akhirnya kami langkahkan kaki ke kamar mandi dan selama perjalanan
ke sana kami hanya terdiam karena banyak orang yang tanpa berkedip menatap
kita. Akhirnya sampai juga kami di kamar mandi. Aku duduk di depan pancuran
yang ternyata tempat cuci piring dan seorang tadi pergi masuk ke kamar mandi.
Satu menit.. Dua menit.. Tiga menit.. Sampai sepuluh menit berlalu akhirnya dia
ke luar juga.“Lama yah? Makasih..”
“Enggak kok.. Iya sama sama..”
“Ngomong ngomong. Nama kamu siapa?”
“Aku Alvaro. Kalau kamu?”
“Aku Rifka. Dari mana kamu?”
“Aku dari kebumen. Kalau kamu?”
“Aku dari purbalingga kota perwira,” katanya dengan bangga menyebut nama
kotanya. Seiring kami berjalan kembali ke kamar kami bercerita tentang latar
belakang kami masing-masing. Hingga tak ku sadari sudah sampai di depan kamar.
Akhirnya kami berdua masuk dan berkenalan dengan semua orang yang ada di
ruangan itu. Tepatnya ada 13 orang. 4 MA dan 9 MTS. Oke aku sebutkan satu satu.
Oya untuk memanggil kakak kelas disana bukan mbak, kakak, atau yang lainnya
tapi uhkty yang artinya saudara perempuanku.1. Uhkty Sri (MA)
2. Uhkty Wening (MA)
3. Uhkty Fati (MA)
4. Uhkty iza (MA)
5. Faizah (MTS)
6. Rifka (MTS)
7. Nur (MTS)
8. Mar’atus (MTS)
9. Iffah (MTS)
10.Mutma (MTS)
11.Nagawati (MTS)
12.Ida (MTS)
13.Ristalia (MTS)Di atas adalah penghuni kamar yang ukurannya paling kecil dari
yang lain dan pasti anggotanya pun paling sedikit. Dan ternyata adalah kamar
baru yang pada akhirnya diberi nama DS2. Yang berarti adalah kepanjangan dari
Darussalam dua.Tak terasa matahari mulai
membenamkan diri pada malam yang pertama kalinya aku di sini aku putuskan untuk
tak mandi karena antre yang bertubi-tubi. Adzan pun berkumandang semprit penda
(Penda adalah singkatan dari pendidikan dan dakwah seperti osis bagian agama
dan ibadah) banyak santri-santri berlarian untuk cepat-cepat mengambil air wudu
agar tidak telat nantinya. Karena antre aku mencari tempat yang kosong akhirnya
ku dapatkan juga. Tapi anehnya di tempat ini tak ada yang mengantre satu pun
dengan enjoy yang sangat aku masuk kamar mandi itu dan aku wudu di sana setelah
kelar semua aku ke luar dan aku bertemu dengan uhkty Ajeng selaku pembimbing
kamarku.“Dari mana kamu.. Ngapain di sini?” dengan nada sangar.
“Dari kamar mandi situ uhk.. Habis wudlu..” dengan nada takut jawabku.
“Astagfirulloh kenapa di sini sih. Sendiri lagi.. Tahu gak sih kamu,, ini itu
kamar mandi lama kalau kamu ke sini, lain kali jangan sendiri. Banyak hal aneh
di sini, bisa-bisa kamu pingsan lagi kalau lihatnya. Udah cepet buruan ke masjid
nanti kalau telat masuk penda loh (di hukum maksudnya)”
“Iya uhk.” kemudian aku langsung lari.Aku mencari teman-teman sekamarku tapi alhasil tiada ku temukan
akhirnya ku sendiri. Setelah salat maghrib selesai semua santri antre makan.
Santri lama ambil makan dengan berkelompok sedangkan santri baru ambil makan
sendiri sendiri sehingga membuat antrean kereta api yang panjang pake sekali.
Sepuluh menit berlalu akhirnya tiba giliranku. Setelah ambil nasi lauk sayur
air selesai aku pulang ke kamar dan kami semua makan bersama. Setelah selesai kami
semua harus bergegas untuk salat isya berjamaah lagi dan setelah itu
dilanjutkan dengan kegiatan piket kamar dan cuci piring. Karena kami anak baru
kami semua berkumpul sering disebut dengan open forum kayak sharing. Saat open
forum kami semua berkenalan satu sama lain.Di antara kami ada
yang masih nangis mingsek-mingsek sampe bendul. Ada yang ngelamun. Ada pula
yang malah tertawa bahagia. Kalau aku tergolong yang hanya duduk dan diam
menjawab pertanyaan jika ditanya dan diam lagi. Sampai waktu pun berputar pukul
9 malam. Waktunya tidur. Tapi sebelum tidur kita semua harus tata kasur dahulu.
Aku tidur di sebelah Rifka. Hari-hari kami lewati seperti biasa dengan keadaan
statis perbedaan keadaan hanya karena faktor jadwal piket saja. Hingga akhirnya
sebulan berlalu. Teman pertamaku adalah Rifka tapi seiring berjalannya waktu
aku malah lebih dekat dengan Nur, Nagawati, dan Wulan. Aku dan Nagawati satu
kelas yaitu kelas 7-A dan Wulan dan Nur kelas 7-b kami berempat selalu bersama.
Dan rasanya aku mulai mengenal apa artinya kebersamaan kepedulian, kepekaan,
dan saling mengerti satu sama lain. Tak lupa saling menolong pun iya. Dan saat
itulah aku mulai lupa akan yang namanya pertikaian dan pertengkaran aku mulai
betah dan bahagia di sana terima kasih kawan-kawanku dan sekaligus keluargaku
DS2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar