Sabtu, 14 Januari 2017

Cerpen Edisi #4

Coretanku Ceritaku

Bersabar. Kata itu tepat untuk rasa yang tak tampak tetapi pasti adanya. Tiap kali menyandung batu, tiap kali terpeleset, tiap kali terkena serangan rasa sakit yang begitu mendalam, tiap kali juga rasa itu menyertai langkahku. Temanku adalah penantian, penantian akan sebuah mimpi-mimpi yang sedang ku genjot-genjotkan, penantian yang tengah ku gali. Tanpa rasa dan temanku mungkin wajahku berubah, setiap sesuatu yang ku hadapi aku pasti tenggelam dalam sedih bahkan berhadapan dengan deretan botol yang memabukkan.
Inilah kunciku untuk betahan ditengah kegundahan dunia yang terpenuhi oleh ribuan tekhnologi terbaru. Sebuah sifat yang menurutku spesial jika dimiliki seseorang. Bukan mustahil karena spesialnya sifat itu jarang yang memilikinya, hanya jiwa tertentu yang bisa menjadi rumahnya. Jiwa yang tenang. Dan aku rasa obsesiku menguasai sifat itu benar adanya.
Tapi rasa takut lebih mendominan pada diriku, bukan rasa takut karena ancaman binatang buas ditengah hutan, tapi rasa takut untuk tidak diterima di kalangan teman-temanku, saat aku mencoba mendekati mereka. Aku ingin bisa bergabung dan berbagi cerita dengan mereka, namun Aku hanya bisa menorehkan semua yang kurasa dalam lembaran buku diariku. Dialah yang tau tentang perkembanganku sampai umur yang kuinjak kini, puluhan pack bolpoint, dan puluhan buku diary ada bersamaku, dikamar yang mungil ini. Kali ini aku ingin suatu yang beda, dan akhirnya muncul suatu ide dalam pikiranku untuk membuat cerita pendek, apapun hasilnya inilah perasaanku. Aku mulai menuliskan tinta diatas lembaran pertama, dan aku mulai dari lingkungan keseharianku, yah disekolah. Tokoh yang kuambil juga tidak jauh, aku sendiri dan teman yang aku rindukan, Tia.
***



18 Desember 2013
Bel terus berbunyi menyita waktu sekitar 10 detik, waktu masuk mengenyam bangku sekolah.
Segerombolan kawanan putih abu-abu memadati jalan menuju ruang kelas, fasilitas eskalator dimanfaatkan untuk menuju lantai yang lebih tinggi lagi. Sesampainya dipersimpangan, jalan mulai memudar selayaknya warna baju yang terjemur hingga dua minggu. Kami memisahkan diri dari gerombolan menuju sebuah pintu, gerbangnya ilmu. Duduk dibangku yang tertata rapi menghadap barat menunjukkan identitas kami sebagai penimba ilmu. Buku bertumpuk bukan pemandangan asing bagi kami. Lihatlah wajah-wajah ceria yang siap menerima segudang ilmu bekal masa depan. Semangat yang takkan tersurutkan oleh pertandingan sepakbola disetiap chanel tv yang memperlihatkan idola kami  bertanding pada jam-jam yang seharusnya kami belajar. Yah, demi ilmu apapun tak bisa mempengaruhi.
Mata pelajaran hari ini terkonsentrasikan pada materi UN dimana kami harus berjuang mati-matian demi mencapai nilai yang terbaik, rasanya gak adil mengenyam 3 tahun bangku SMA diuji dengan tiga hari ujian. Waktu, tenaga dan pikiran kami kerahkan, tak lupa juga doa kami panjatkan karena kami tak ingin mengkufuri terhadap segala nikmat yang telah kami terima. Tidak salah jika air mata turut menyertai kami karena kecemasan akan mengecewakan kedua orangtua kami.
***
Bahasa Inggris mendapat urutan pertama dari deret jadwal yang telah aku persiapkan kemarin sore. Bagiku Bahasa Inggris sangat mengasyikan karena mengandung teka-teki yang tinggi, sesuatu yang memotifasiku untuk memecahkan masalah, sesuatu yang memliki cerita dibalik cerita, selain itu aku dapat mengerti perkataan para pejabat tinggi bedasi dan berjas yng membahas polemik politik yang mengecam negara mereka, berbicara seolah kita tidak tahu apa maksudnya.
Seperti biasa seorang guru menyampaikan sebuah materi yang menurut murid adalah pengajaran yang hanya disediakan sebuah bacaan yang panjangnya tidak kalah dengan satu halaman koran harian, runtut, dan membosankan. Kalau begini semangat yang tadinya meluap- luap menjadi seperti kerupuk yang disiram air.
“Ya, answer the question in your task book!, okey” perintah Miss. Ariel kemudian meninggalkan kelas.
“Luh, itu orang kalo ngasih tugas gak kira-kira banget, membosankan ,,,huft” keluh Ari beberapa saat setelah Miss. Ariel guru B.Inggris kami meninggalkan kelas.
“Betul tuh, BT banget  kaya gini, apa sih maksudnya???” cetus Tia teman sebangkuku.
“Ini itu kita suruh buat resensinya seperti contoh” jawab aku yang sedikit mengerti cara menyelesaikannya.
“Ya, tapi namanya belum maksud gimana mau mengerjakan, oh ya... aku liat pekerjaanmu ya”, sahut Ari.
Aku tak menghiraukannya, sebisanya aku mengerjakan, teman-teman yang lain yang juga sedikit mengerti caranya sebisanya mengerjakan tugas itu.
Beberapa menit kemudian.....
“Ini selanjutnya gimana Ev, aku bingung” tanya April bangku seberang.
“Aku juga bingung, Pril...udahlah, aku sampai sini aja udah pusing dan mentok”jawabku sembari mengusap kening.
Ari menghampiri aku, “eh Ev, udah selesai kan?? Sini aku nyontek”
“Weh apaan, ini aku juga bingung ngerjainnya, main nyontek, dari tadi gak minta bantuan  malah asik main sendiri”
“Halah, pelit banget sih, orang aku gak bisa”sambil mengambil buku tugas ku
“Ga bisa kok maianan kapan bisanya hah?”aku rebut kembali tugasku
“Nyatanya gak bisa kalo aku paksain yang ada otakku meledak”bentak Ari
“Eh ada apa ini, malah ribut sendiri, waktu sudah habis sekarang kumpulkan!”perintah Miss. Ariel yang tiba-tiba sudah ada dibelakang Ari
“Not yet Miss” jawab satu kelas
“Tidak ada kata belum, ayo semuanya dikumpulkan!”
Suasana kelas saat itu jadi pecah, ributnya melebihi pasar yang kedatangan banyak pengunjung, semua wajah yang tadinya lemas sekarang berubah menjadi tegang, seperti menghadapi pertanyaan malaikat kubur. Tabrakkan antar siswa tidak bisa dicegah, suasana memuncak saat Miss. Areil menghitung mundur tanda batas waktu mengumpulkan. Aku yang melihatnya justru tertawa sekaligus miris melihat tingkah teman-teman itu.
“Waktu habis, yang belum mengumpulkan nilai kosong, wassalam’alaikum” sambil tersenyum sinis Miss. Ariel meninggalkan kelas
Anak-anak yang belum terkumpul tugasnya langsung berhamburan  keluar mengejar Miss. Ariel takut akan nilai yang tidak diperoleh jika tidak mengumpulkan tugas.
“wihhh.,, Gila...” gumam Ari berdiri di pintu sambil ngap-ngapan akibat mengejar Miss. Ariel
Bel berbunyi melegakan hati, tapi kami harus kembali digenjot-genjotkan jantungnya karena setelah Miss. Ariel yaitu Pak Anton, dari penampilan emang terlihat kalem tapi sebenarnya tidak, sekali berbicara jantung kami berdebar, bukan karena seseorang yang sedang merasakan jatuh cinta pada lawan jenisnya, atau pemalas yang dipaksa lari maraton oleh mamanya, tapi karena jika kami melawan pembicaraannya hukumannya melebihi lari berputar lapangan lima kali. Pelajaran yang ditampunya pelajaran yang memerlukan banyak kertas dan fikiran, banyak murid yang merasa kesulitan kalau benar-benar tidak memperhatikan, mata pelajaran ini juga merupakan momok utama Ujian Nasional, tapi entah mengapa aku menyukainya, karena aku suka menghitung, ya dialah matematika.
“Melanjutkan pelajaran kemarin silahkan buka halaman 12, sebelumya siapkan buku PR kalian” perintah Pak Anton
Semua murid dikelasku diam, tak ada yang berani melontarkan kata, apalagi kalimat, semua hanyut dalam suasana tegang.
“Waduuuw, aku lupa PR-nya” bisik Ari pada Reyhan teman sebangkunya
“Siapa yang tidak mengerjakan PR-nya angkat tangan” tegas Pak Anton
Ari dan kawan-kawannya yang tidak mengerjakan menunduk sembari mengajukkan tangan, muka mereka merah merekah selayaknya mawar merah membuka kelopak tubuhnya dimusim semi.
“Ari, kenapa belum megerjakan”
Jantungnya sepertinya sedang berdebar cepat seperti joki yang sedang berpacu kuda, hal itu buatnya gagap saat menjawab pertanyaan pak Anton
“Aa..a.nu paa..aa.kk, a..nu lu... pa pak”
“Lupa atau nglupa??? Yang diingat cuma mainnya ya!!”
“E...ee..engga pak” tertunduk gugup
“Silahkan kerjakan tugas tersebut 100 kali di kertas folio, dikumpulkan saat istirahat!”
“baa...baik pak”
“ya,, anak-anak,,, kalau iri dengan mereka silahkan ikuti”
“engga pak,” jawab kami serentak
“kembali ke pelajaran, lihat kembali buku kalian”
        Pelajaran berlangsung sekitar setengah jam, atau satu jam pelajaran, tangan Ari dan teman-temanku yang tidak mengerjakan PR sepertinya kesemutan mengerjakan tugas sebanyak itu, tapi bel istirahat berdering, rasa penat dikepala kami seakan terlepas seperti terlepasnya ribuan ikan salmon dari jaring nelayan.
***
Saat istirahat kami membalas dendam, tidak datang ke dukun santet, namun memuaskan rasa kebebasan setelah ditumpuk berbagai tugas, tugas dan tugas. Merogoh-rogoh kocek, meluncur pada tempat penuh makanan. Awalnya memang kami semangat, tapi setelah melihat tugas, hanya penat yang kami rasa. Yah seperti yang aku luapkan ke teman sebangkuku Tia, duduk di bawah pohon mangga memang tepat untuk bertukar rasa, bukan perasaan cinta yang biasanya melanda remaja,, tapi unek-unek yang memenuhi otak dan fikiran kami.
“Eh, ti.... kamu bosan gak sih dengan pengajaran yang begitu-begitu saja”
“Bosan?????? Maksudmu bosan???” belum mengerti maksudku sembari mengamati es krim yang dipegangnya
“Ya bosan gitu, masa tiap kita belajar gitu-gitu mulu, gak ada yang asik kaya yang aku dengar waktu teman-temanku cerita tentang pengajaran yang ada disekolah mereka.”
“Ehmmm... ia juga sih ya,,, “ Tia baru tersadar
“Ah kamu gimana sih, baru conect, huh”
“Abiss aku lagi konsen nih sama es krim yang aku pegang, sayang kalo dia meleleh”
“Ya ellah, kok es krim yang dipikirin sih”
“Yah..yah,,, sekarang kamu tinggal ngomong aja, aku dengerin kok, hehehe” menghadap kearahku dengan mulut belepotan es krim
“hahah...lap dulu tuh mulutmu, gitu banget perasaan makannya, lanjutin yah yang tadi, jadi menurutmu gimana”
“menurutku emang ya sih, liat aja tuh kita udah kelas tiga tapi kalo diliat-liat ga ada yang serius buat UN”
“wih,,,, boro-boro UN ti,,, ulangan dadakan aja masih mengeluh kan????”
“Iya juga sih,,,, heheheh, terus kalo aku sendiri gak ada yang masuk tuh selama ini, aku juga bingung,,, belajar kayaknya aku belajar tiap hari kok, berdoa juga insya Allah ga ketinggalan walopun kadang telat, hahhaha”
“Yah sih, kalo telat itu dasar kamunya yang males ti,,,,ti,,,”
“Lah gimana lagi, misalkan aku dikelas udah mudeng or maksud gitu aku ga repot-repot memahami per kata kalo belajar dikost”
“Yah berarti kita sama, belum mudeng kalo dikelas, emang sih ya, kalo dikelas guru sering tanya ke kita udah paham atau belum..., otomatis kita ya diem yah”
“betul tuh, apalaghi aku, pas pak anton yang tanya aku ga berani ngeluarin satu kata pun, sampai mengedipkan mata saja kadang canggung, banget tegangnya”
“lah kamu, itu mah namanya lebeeeey,, hahahah... tapi iya juga sih, kita kan diem bukan berarti tau yah, nerangin cepet banget, pas ditanya malah kita yang suruh nyari sendiri dibuku, apa itu ga lucu????”
“yah... yahh,,, setuju! Hidup Evry! Hahahah,, namanya ga mudeng kalo ga dikasih jalan keluar, kalo dikasih buku satu perpustakaan juga ga bakalan nemu jawabannya,”
“yap,,, betul banget tuh,,, kadang aku sedikit meragukan loh, kitanya yang bodo banget apa gurunya yang bermasalah???”
“kalo itu aku ga tau tuh,,,” :D meringis
“kamu mah ga tau terus”
“ya itulah aku, mau pura-pura tau ya percuma , nyatanya ga tau”
“betul juga kamu, menurutku ada yang bermasalah loh dengan guru kita, kan kita udah sangat bersabar yah, kita cuma butuh pengertian kayaknya”
“ya bener, aku jadi kangen waktu diajar di SMP, walaupun gurunya membiarkan tapi tetap terbuka buat muridnya jadi komunikasinya bisa jalan gitu,”
“nah, itu yang dimaksud, kita itu kurang komunikasi dengan guru kita, apa kita kasih hape aja ya biar lancar komunikasinya.....hahahahah”
“huh kamu malah ngelawak,,, emangnya bisnis,,, kalo kaya gitu aku juga doyan kaliiii”
“hahahhaha,,, udahlah yoh masuk kekelas udah bel tuh,,, ntar yang ada kita harus njewerin telinga kita sendiri didepan kelas”
“yap,,,yap,,,, betul banget tuh,,,, atuuuuuuuuuuutttttt”
Kami berdua menuju kelas dengan lari kecil kecil, jaraknya emang tidak terlalu jauh, kalo ditempuh dengan sepeda motor gak bakalan menyita waktu lebih dari satu menit. Seperti biasa pelajaran berlangsung dengan khidmad karena kelasku hanya mendapat satu tugas tapi sedikit memberatkan, perlu konsentrasi yang tinggi untuk dapat menumbuhkan pikiran yang bisa dipakai membuat satu karya yang nantinya akan muncul sebagai nilai tugas. Yah tepatnya karena materi yang kami pelajari sedang membutuhkan banyak tenaga sekaligus fikiran, jadi udah sewajarnya keringat mengalir dari anak-anak yang pusing memikirkan beratnya beban.
Pembuatan cerpen, cerita pendek yang memang harus diselesaikan sekali waktu, jika tidak resikonya kita lupa dengan jalan ceritanya. Tapi buatku hanya sedikit masalah jika ada tugas yang demikian, karena aku sering mengalami masalah-masalah atau dihadapkan dengan banyak masalah yang menurutku bisa kutuangkan menjadi sebuah karya. Hanya saja banyaknya masalah buatku pusing memadukan atau merangkai kata-katanya, juga terkadang bad mood sudah hadir lebih awal saat guru memberi tugas, akhirnya rasa malas bisa jadi faktor yang mendominan terulurnya pengumpulan tugas, yah tapi apa boleh buat tugas tetaplah tugas yang harus dikumpulkan seperti apapun hasilnya, agar kemampuan kita bisa terukur dari nilai yang ditorehkan dengan tinta merah di daftar nilai pegangan para guru.
Bel kembali ditekan dan suaranya mengetarkan setiap gendang telinga . kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing...kriiiiiiiiiiiiigg. Itu tandanya istirahat kedua, kami gunakan untuk sholat dzuhur, karena adzan telah berkumandang diangkasa, teriknya matahari seperti membakar kepala manusia, untungnya kami menggunakan jilbab, selain menutup aurat bisa juga digunakan pelindung terik matahari seperti saat ini, entah yang dirasa kaum laki-laki yang hanya bermodal rambut untuk menutup kepala mereka, mungkin baunya sudah seperti rambut hangus, seperti yang dikatakan kakakku sebelum aku mengenakan kerudung.
***
Di mushola sembari mengenakan sepatu aku dan Tia bercakap-cakap.
“eh ,Ti ,,,, kamu masih dengan si Ipul?????”
“loh gimana sih, aku kan dari tadi sama kamu,,,huh”
“haduh ini anak mulai gak conect lagi nih,”
“banyak Wi-Fi disini masa sih ga conect???
“aduuuhhh,,, Tiaku sayang,,,, maksudnya kamu sekarang gimana hubungannya dengan Ipul????”
“oalahhh ngomong dong,,,,,aku???? Masih tetap jalan kok, emang kenapa???”
“aduuhh,,, Tia,,, aku udah ngomong dari tadi kaliiii.... engga sih cuma tanya doank” sembari menarik kaos kaki
“kamu kenapa sih ev, dari tadi aduh mulu,, kamu sakit????”
“engga lah,,, kamu sih ditanya apa jawabnya apa”
“heheheheh, maaf lah,,,, tau ndiri kan aku anaknya cepet tanggapan,,,”
“huhuhu,,,, ya cepet tanggapan,,, kalo soal makanan”
“wih tau aja kamu aku lagi lapar,,,, ayo ke kantin”
“yaelah ini orang, tuh kan kalo soal makanan aja nyambung, ayolah,,,” dengan kesal aku merekatkan sepatu dan beranjak ke kantin mengisi perut yang sedang keroncongan.
***
Dikantin kami langsung menepati tempat duduk yang biasa kami duduki, emang rasanya udah bersahabat banget dengan bangku ini, seperti mereka di takdirkan untuk kami. Ibu kantin sudah hafal dengan menu yang kami pesan, karena kami gak pernah ganti menu seolah-olah makanan pokok yang sudah diklaim untuk jajanan kami dikantin sekolah, dua mangkuk bakso lengkap dengan pangsitnya dan dua gelas es teh. Pokoknya kalo itu makanan datang lambung bisa berteriak kegirangan.
“oh ya ev, tadi kamu tanya aku dengan Ipul,, ada apaan,,??” sembari tengak-tengok kebelakang menanti datangnya pesanan
“udah mau makan udah conect yah,,,, dasar kamu....”
“heheheh,,, soalnya aku laper sih,,,,”
“ya ya aku paham,,,, aku cuma tanya aja sih,,, heheheh”
“eh iya ,,, kamu gimana dengan mantanmu itu,,, siapa yah.....ilo apa siapa,,,???”
“wih ilo...ilo.... kiloan kalii,,, Elo Tia...”
“iya maaph,,, maksudku itu, masih mengharap gaa????”
“mengharap si engga cuma belum bisa nglupain aja, dianya juga udah punya cewek lagi kali”
“menurutku cari yang baru aja,,,”
“enak banget ngomongnya,,, belum ada yang pas ,,, eh makasih buuu”sembari menerima makanan pesananannya
“apa mau aku cariin???hehehehe..”
“ah engga ah,,, kemarin juga ada cowok yang nembak aku”
“terus....terus????” penasarannya meningkat
“tuh,,, tuh,,, engga usah lebey lah,,,huhft”
“ya,,,ya maaph,,,,kelanjutannya gimana???”
“aku tolak lah,,,, yakin anaknya aneh banget”
“anehnya???”memandangku
“aneh aja,,, perasaan aku baru kenal,,,, eh engga sih,,, dia itu kakak kelasku dulu SMP, gak pernah ketemu, gak pernah komunikasi tiba-tiba katanya cinta banget,,, apa itu gak namanya aneh????”
“mungkin,,, dia suka merhatiin kamu kali waktu di SMP dulu, kamu aja yang ga kerasa”
“mungkin..”
“atau dia belum berani mengungkapkan kekamu”
“iya juga kali ya”
“kamu bisanya ditembak, lewat apa??? Langsung???? Atau hape????”
“wih, kalau langsung mungkin keren yah,,, mending lah,,, ini itu engga,,, dia cuma sms”
“dapet nomor kamu dari siapa???”
“dia nge-chat aku di FB”
“hahahahah,,,,, terus kamu kasihin???”
“iyalah,,,, dianya maksa”
“terus”
“ya,, awalnya sih biasa aja,,,,, sms ya biasalah paling tanya lagi apa,,,eh... hari berikutnya aku tanya apaan gitu,,, aku lupa,,,, dianya bales ‘I LOVE YOU’ haduh aku kaget banget”
“kaget seneng atau gimana tuh”
“kaget heran koh,,, aku tanya lagi,,, maksudnya apa???? Dia jawab I LOVE YOU EV,”
“uh wow,,”
“aku tanya lagi ,,,’serius lah’ jawabnya ‘serius banget’ aku jawab lagi ‘kok bisa?’
‘ya bisa lah,,,’ dengan nada gak percaya akunya tanya ‘emang dari kapan? Aku perasaan ga pernah komunikasian sama kamu, gak pernah ketemu, aku tau kamu aja karena kamu cowoknya temenku’
‘dari pertama aku minta nomor hapemu diFb’
 ‘??????’ aku cuma jawab tanda tanya,,, karena aku bingung”
“sangat dramatis” menunjukkan garpu lengkap dengan bakso yang menempel
“terus dia jawab lagi ‘beneran koh …jangan gitu ya’ aku kaget karena nadanya nyolot,
terus aku jawab ‘loh kok nyolot sih, aku bener-bener ga ngerti’
dianya bilang ‘makanya aku kasih tau, aku cinta kamu ev, mau ya jadi pacarku’ aku bales lagi ‘loh aneh banget sih?????’
di bales lagi, ‘kamu loh tega banget sama aku’
aku jawab dengan sabarnya ‘loh, kamu bilang tega??? Emang kamu aneh, masa tiba-tiba kamu ngomong gitu, terus maksa lagi’
 agak lama dia membalas ‘jangan gitu ya, aku bener-bener cinta kamu, jangan gitu terus ya,, mau ya jadi pacar aku?’
Akhirnya aku bilang ‘kalo aku harus jawab, aku milih berteman aja’ dia malah jawab ‘kamu kok tega banget’ sesaat aku diam ga balas pesannya wajar donk aku ga nerima, aku juga ga ada rasa apa-apa, dasarnya aku yang ga tegaan aku bilangnya sabar banget, gini ‘maaf lah, aku cuma gak pengin ngasih harapan yang palsu, makannya aku milih berteman’ dia malah jawabnya aneh lagi ‘tega banget yah, ya Allah’ aku heran lagi ‘loh kenapa lagi?’ di bales dengan cepat, ya kamu tega, masa aku minta kamu jadi pacarku malah kamu mintanya berteman’ aku cuma bisa ngomong sendiri, orang aneh banget”
“loh ko bisa gitu ya????? Aku baru pernah dengar tuh ada cowok kaya gitu”menyendok suapan terakhir
“aku aja heran Ti, dan ini nyata. Eh iya, masih berlanjut nih,,biasanya kan aku langsung tidur tuh kalo habis isya”
“huuuuuuu,,, pantesan aku sms ga di bales”
“entar dulu ya,, kalo soal itu aku minta maaf deh,,,, engga tau ini matanya gimana, terus yah dia berhasil bikinaku ga tidur nyampe jam satu”
“waduh,,, ngapain aja tuh????”
“ngapa-ngapain si engga, tau engga masa dia nekat????”
“nekat ngapain tuh??? Mau bunuh kamu?”
“ya engga lah, dia bilang gini ‘ya udah kalo kamu ga mau, aku nekat’ wuih akunya kaget tuh ‘mau ngapain’ dia jawab ‘aku minggat’ aku tanya lagi ‘hah minggat??? Kemana malem-malem koh????’ dianya bilang ‘kekebun’ “
“kamu percaya???”
“pertamanya sih engga, tapi dianya katanya kesakitan apa gimanalah, cuma sendiri lagi, katanya”
“jiahahahah,,, itu orang lucu banget”
“emang,,,, akhirnya aku suruh pulang, eh malah aku ketiduran”
“dia ga sms lagi????”
“sms sih pas aku bangun ada sms gini ‘ya situ sih kamu tega,tapi jangan kaget kalo ada kabar buruk tentang aku’ ada lagi kayak gini ‘ya udah selamat tinggal’ “
“pasti dia sering nonton film tuh, jadi korban sinetron”
“ya kali yah, aku paginya bales, agak siangan dikit sih kaya gini ‘jangan gitu yalah’ “
“dibales ga tuh” sembari menyruput es teh yang sudah agak hangat
“di bales agak sorean, katanya dia lagi sakit, ‘kamu tega’ katanya,, bingung lagi yang dia katain cuma kamu tega....kamu tega...., terus aku bales ‘tadi malem sampe jam berapa???’ balasnya ‘sampe jam dua’ “
“wihhh, itu minggat apa ronda malemm, minggat ngapain mbalik yah???”
“emang dari awalnya aneh, tapi kenapa yah aku sms balik dianya ga jawab????”
“sekarang ngarep gitu????”
 “Engga lah,,,, tau ga sih dia masih jadi cowoknya temenku,, aku cuma tanya ‘lagi ngapa ya’ dia jawab ‘tadi habis bantu paman angkatin besi’ aku semakin heran, ‘lah katanya sakit’ dia jawabnya kaya bingung ‘ya ini juga masih sakit, tapi aku paksa soalnya disuruh’ “
“udah jelas modus tuh”
“yah, sampe sekarang dia gak mau sms lagi sama aku, katanya aku yang tega.. eh aku udah nih yoh balik ke kelas” menutup pembicaraan dengan menyerput tehnya
“asik banget ceritamu, yah ayo..,,”
Sembari jalan “eh kapan-kapan aku pengin ngeliat kakak kelas mu itu loh”
“aku juga ga tau kapan ketemu, katanya dia mau ke Jepang”
“waw,,,, ketemu naruto dong”
“mungkin iya,, mau berguru kali biar punya jurus bayangan,,,,, hahahha”
Aku dan Tia kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran sampai jam pulang. Rasa penat yang awalnya melanda jadi hilang.
_Evry J_
***
        Aku selalu bingung kepada siapa mengutarakan seluruh isi hati atau unek-unek, inginnya pada teman-temanku, tapi aku tau sendiri mereka punya masalah dan aku gak mungkin menambah-nambahkan masalah dalam hidup mereka. Bukan aku gak butuh mereka, tapi aku belum siap untuk kehilangan mereka karena beban yang aku berikan. Makanya aku ceritakan semuanya pada buku diariku, yang aku inginkan suatu hari nanti aku dapat bercerita seperti halnya dalam ceritaku tadi. Dan akhirnya aku ketiduran di meja belajarku, saat aku terbangun aku sudah ada diranjang bareng dengan buku harianku. Mungkin mamaku yang memindahkanku, atau siapapun itu terimakasih karena telah menyelamatkanku dari bahaya lordosis, sebutan ilmiah untuk tulang punggung bengkok kedepan.

*tetaplah berkarya kawan, karena karyamu sekarang akan jadi sejarah dimasa yang akan datang, untuk teman-teman yang aku rindukan, jangan pernah malu untuk jadi diri sendiri, karena masa depanmu dan kesuksesanmu tidak lain dan tidak bukan ada pada diri kalian, tetaplah tersenyumJ dan semangat :P, Allah SWT ada bersama kita*
JSalam manis sahabat :DYUYUN:D
JJsahabat sejati selalu ada dihatiJJ

Sumber :https://youend24.blogspot.co.id/

Tidak ada komentar: